Ikatlah dengan ikatan yang kuat.

Powered by Blogger.

Search This Blog

Puasa Yang Sejati

عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَال...

Saturday 17 April 2021

Puasa Yang Sejati




عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Barang siapa yang tidak meningalkan perkataan zur (perkataan dusta), mengamalkannya, atau tindakan bodoh, maka Allah tidak butuh atas usahanya dalam menahan rasa lapar dan dahaga” (HR. Bukhori no.1903).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Bila makan dan minum, yang hukum asalnya mubah saja diharamkan bagi orang yang sedang berpuasa, apalagi berdusta, ghibah, bersaksi palsu, mengadu domba, dan perbuatan maksiat lainnya, yang hukum asalnya adalah haram. Tentu lebih diharamkan lagi bagi orang yang sedang puasa.
2- Makna zuur pada hadis di atas adalah perkataan dusta. Yang paling parahnya adalah persaksian palsu, yakni persaksian untuk menindas hak orang lain, atau untuk membenarkan yang keliru. Kemudian “mengamalkannya”, maksudnya melakukan tindakan-tindakan runtutan dari perkataan dustanya.
3- Termasuk dalam hal ini, segala macam perbuatan yang menyimpang dari kebenaran; yakni maksiat. Adapun makna tindakan bodoh di sini, adalah bodoh (tidak peduli) terhadap hak sesama. Seperti iri, hasad, menebar kebencian sesama muslim, dll. 
4- Ternyata untuk meraih kesempurnaan puasa, tidak cukup hanya dengan meninggalkan makan dan minum saja. Namun harus ada perjuangan meningalkan perbuatan sia-sia dan maksiat. Yang mana hal-hal tersebut akan merusak pahala puasa.
5- Bila puasa sekedar menahan lapar dan dahaga saja, semua orang bisa melakukannya. Tidak yang awam, tidak yang sudah tau agama. Bahkan orang-orang non muslim pun mampu. Namun, puasa lahir dan batin; yakni puasa dari makan minum, dan juga dari perbuatan-perbuatan maksiat yang dapat menodai kesucian hati dan merusak pahala puasa, tak semua orang dapat melakukan. Kecuali mereka yang dirahmati Allah ‘azza wa jalla.
6- Disinilah saudaraku, peluang untuk berlomba-lomba dalam meraih kualitas puasa terbaik. Semakin maksimal seorang hamba meninggalkan perbuatan maksiat saat puasa, semakin baik kualitas puasanya, dan tentu semakin sempurna pahalanya

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Puncak daripada tujuan disyariatkan puasa dan bentuk puasa yang diinginkan oleh Allah ‘azza wa jalla dalam firmanNya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi insan yang bertakwa” (QS. Al- Baqarah: 183).

Monday 20 November 2017

Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok


Dahulu kala, ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yg sangat indah dan gagah..

_Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yg sangat tinggi._.

Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya.. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek karena dia tidak menjual kudanya..

_Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandang nya.._

Maka teman-temannya berkata : *"Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual, kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang.."*

Si petani miskin hanya diam saja tanpa komentar...

_Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali , bersama 5 ekor kuda liar lainnya.._

Lalu teman-temannya berkata : *Wah Beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan.."*

Si petani tetap hanya diam saja..

_Beberapa hari kemudian, anak si petani yg sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah.._

Teman-temannya berkata : *"Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah.."*

Si petani tetap diam tanpa komentar..

_Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan.._

Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis : *"Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.."*

Si petani kemudian berkomentar :

*_"Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dg mengatakan nasib baik atau jelek.._*

_Semuanya adalah suatu rangkaian proses yg belum selesai..._

*_Syukuri dan terima keadaan yg terjadi saat ini.. Apa yg kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok.._*

_Apa yg buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok.._

_Tetapi yg pasti, ALLAH paling tahu yg terbaik buat kita..._

Bagian kita adalah, *mengucapkan syukur dalam segala hal*, sebab itulah yg dikehendaki ALLAH di dalam hidup kita ini..

_Jalan yg dibentangkan ALLAH belum tentu yg tercepat, bukan pula yg termudah.. tapi sudah pasti yang terbaik..."_

Semoga menjadi lebih baik dan bermanfaat utk diri dan sesama.

Wednesday 31 May 2017

Keromantisan Rasulullah Muhammad SAW


Ketika ada berselisih dengan 'Aisyah Radhiyallahu ‘anha , Rasulullah tidak pernah melibatkan emosi.

Ketika sedang marah kepada 'Aisyah,
beliau berkata, “Tutuplah matamu!” Kemudian 'Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir dimarahi Rasulullah.

Nabi berkata, “Mendekatlah!”, Tatkala 'Aisyah mendekat, Rasulullah kemudian memeluk Aisyah sambil berkata, “Humairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu.”

Tidak pernah ada kalimat kasar dan menyakitkan dalam rumah tangga Rasulullah.

Bahkan, beliau biasa memijit hidung Aisyah jika dia marah, sambil berkata,
“Wahai Aisyah, bacalah do’a, ‘Wahai Tuhanku,
Tuhan Muhammad, ampunilah
dosa- dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku,
dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan’.”
(HR Ibnu Sunni).

Semua kita pasti berharap memiliki rumah tangga yang sakinah dan penuh berkah.

Rasulullah telah mengajarkan suami bagaimana memuliakan istri. Seperti sabda beliau,
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Lelaki yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.”
(HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Semoga para suami bisa meneladani sifat Romantis nya Rosul Amiiin..

Tuesday 30 May 2017

Kabar gembira kepada para pendosa


🍒 ... Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Allah Ta'ala mewahyukan kepada Nabi Daud AS. Dia berfirman:

"Wahai Daud, berikanlah kabar gembira kepada para pendosa dan sampaikanlah peringatan kepada kaum shiddiqin (hamba Allah yang benar)."

Nabi Daud heran, lalu dia bertanya,
*"Ya Rabb, bagaimana aku akan memberikan kabar gembira kepada para pendosa dan peringatan kepada kaum shiddiqin?"*

🍉 ... Allah Ta'ala berfirman,
*"Wahai Daud, berikanlah kabar gembira kepada para pendosa bahwa tiada dosa yang tidak bisa Kuampuni dan sampaikanlah peringatan kepada kaum shiddiqin agar jangan merasa bangga dengan amal mereka. Jika Aku menghukum seseorang, dia pasti binasa*.

Wahai Daud, jika engkau mengaku cinta kepada-Ku, keluarkanlah cinta kepada dunia dari hatimu.
Cinta kepada-Ku dan cinta kepada dunia tidak mungkin bersatu di dalam satu hati.

Wahai Daud,
siapa mencintai-Ku,
niscaya dia
(1) akan bertahajud di hadapan-Ku ketika orang lain tidur,
(2) berzikir kepada-Ku dalam khalwat kala orang lain lalai, dan
(3) bersyukur atas nikmat-Ku saat
orang lain alpa."

🍂 ... HR Abu Nu'aim, dalam Hilyatul Auliya, 8:195 @ Dikutip dari Air Mata Pembersih Dosa, Ibnu Al-Jauzi.

Monday 29 May 2017

Allah sering menghukummu tapi engkau tidak terasa


Seorang murid mengadu kepada gurunya:
"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita?"

Sang Guru menjawab dengan tenang:

"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa"

"Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: Sedikitnya taufiq (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan"

Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari kekerasan hatinya dan kematian hatinya.

Sadarkah engkau, ketika Allah mencabut darimu rasa bahagia bermunajat kepadaNya?

Sadarkah engkau tidak diberikan rasa khusyu' dalam shalat?

Sadarkah engkau, bahwa beberapa hari2 telah berlalu dari hidupmu tanpa membaca Al-Qur'an?

Pernahkah engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya..

Sadarkah engkau, telah berlalu malam-malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapanNya, walaupun terkadang engkau begadang..

Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan seperti bulan Ramadhan, 6 hari di bulan Syawwal, 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, dst

tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya?

Pernahkah engkau merasakan beratnya mengamalkan ketaatan (amal kebaikan)?

Tidakkah terkadang lidahmu tertahan dari berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadaNya?

Pernahkah engkau merasa lemah di hadapan hawa nafsu?

Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini?

Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu?

Semua bentuk pembiaran ini adalah bentuk hukuman Allah, sedang engkau menyadarinya atau tidak menyadarinya..

Sesungguhnya hukuman terberat adalah hukuman yang tidak terasa pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa.
(Diterjemahkan dari Taushiyah Syaikh Abdullah Al-'Aidan di Masjidil Haram)

Sunday 28 May 2017

Ternyata dialah orangnya


Beliau teramat ingin kita selamat, di dunia dan terlebih di akhirat.
Maka, beliau menjelaskan beragam amal yang dapat menyelamatkan dari seburuk-buruk tempat (neraka).
Saat satu amal tidak mampu kita jalankan, beliau tawarkan alternatif amal lain yang bisa dilakukan. Sehingga, kita pun layak menjadi hamba yang mendapat pertolongannya, syafaatnya,
atas izin Allah.

Abu DzarAl-Ghiffari ra. pernah bertanya kepada Nabi ﷺ. "Wahai Rasulullah, apa yang menyelamatkan seorang hamba dari neraka?"
Beliau menjawab, "Beriman kepada Allah."
Abu Dzar bertanya kembali, "Wahai Nabiyullah, sesungguhnya iman itu disertai dengan amal perbuatan?" Beliau menjawab, "Berikan sebagian rezeki yang dikaruniakan oleh Allah."
"Bagaimana jika dia fakir dan tidak memiliki sesuatu untuk diberikan?" Beliau menjawab, "Hendaklah dia mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran."
"Bagaimana jika dia itu tidak terampil dalam menyerukan kebaikan dan dalam mencegah kemunkaran?"
Beliau menjawab, "Lakukan itu pada orang bodoh."
"Bagaimana jika dia bodoh dan tidak mampu melakukan apapun?"
Beliau menjawab, "Bantulah orang yang terzalimi."
"Bagaimana jika dia lemah dan tidak mampu membantu orang yang terzalimi?" Beliau menjawab, "Apakah kamu ingin membiarkan temanmu tidak melakukan kebaikan?
Jangan mengganggu orang lain."
"Wahai Rasulullah, jika dia melakukan hal itu, apakah dia akan masuk surga?"
Beliau menjawab, "Tidaklah seorang Muslim melakukan pekerti itu, kecuali aku raih tangannya sehingga kumasukkan dia ke dalam surga."

Saturday 27 May 2017

Untuk Inikah AlQur'an Diturunkan?


Allah _subhanahu wataàla_ menjelaskan bahwa hati manusia bisa menjadi keras seperti orang-orang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani).

KENAPA?
karena mereka membaca kitab suci dan melafalkannya, tapi tak mengerti sama sekali isi kitab tersebut.

Mereka tak memedulikan, tak menggunakan kitab tersebut untuk melembutkan hati mereka, tak menggunakan kitab untuk 'berkomunikasi' dengan Allah.
Mereka tak dapat mengambil manfaat dari kitab itu.

Rasulullah _shalallahuàlaihi wasallam_ bersabda, *_"Para ahli kitab itu tidak mendapatkan manfaat (dari kitab ini) sama sekali. Mereka memiliki Taurat dan Injil tapi tidak mendapatkan manfaat apapun"._*

Dan kaum muslimin akan menjadi seperti mereka.
Kaum muslimin akan datang kepada para imam dan berkata, _"Pak Imam, aku terserang demam, ayat manakah yang harus aku bacakan untuk mengobati?"_

_"Putriku akan menikah, surat manakah yang harus dibacakankan setelah penyanyi sebelum tampil?"_

_"Apa doa dari Al Quran yang bisa aku baca saat sedang mencari pekerjaan?"_

🤔 *Hanya seperti inikah makna AlQuràn bagi kita?*

Kita berpikir hendak mencari berkah dalam semua hal, apakah Al Quràn memberikan barakah kepada acara pesta dan seremoni?

🤔 *Untuk itukah Al Quràn diturunkan?*

Apakah Al Quràn turun supaya orang dapat mendatangkan _qori_ dalam acara pernikahannya? Lalu ia datang dan membacakan Al Quràn kemudian meletakkan selendang di atas kepala pengantin?

Atau Al Quràn turun agar kita dapat memajang hiasan dinding besar yang bertuliskan ayat di dalam rumah kita? Hiasan dinding besar surat _Al-Ashr_di  dalam rumah yang kau pajang di samping TV layar lebar?

🤔 *Untuk itukah Al Quràn turun?*

Supaya kita dapat menggantungkan tulisan ayat kursi di kaca spion dalam mobilmu? Karena kau tidak memiliki 'air bag' sebagai pengaman?

*Untuk itukah Al Quran turun?*
*Apa yang terjadi ini?*
*Apa yang telah kita lakukan pada Al Quràn selama ini?*
*Apa yang telah kita buat sampai mengubahnya?*

Ini penting kita perhatikan.

Allah menurunkan petunjuknya seperti ini; telah banyak orang yang meneteskan darah agar dapat mengubah hidupnya sesuai dengan petunjuk isi kitab.

Tapi, sekarang Al Quran hanya menjadi sebuah kitab seremonial.
Ini membuat hati kita hancur dan menyakitkan.

Kita membalut kitab ini, dan mencetaknya di atas sutra, lalu kita mengadakan pameran seni Al Quràn.

Kita merayakan anak-anak kita yang berhasil menghafalkan Al Quràn, tapi kita tidak menangis ketika anak-anak itu beranjak dewasa namun tak mengetahui apa yang mereka bacakan. Mereka tetap tidak mengerti maknanya, dan kita tetap merayakannya setiap tahun.

Lalu anak-anak menjadi imam shalat tarawih tapi mereka tidak mengerti juga apa yang dibacanya.
Lalu apa yang kita harapkan dari para makmumnya...?

Imam yang memimpin shalat saja tidak mengerti.

Tentu ada yang salah dengan ini semua.

Ini sungguh tidak normal, seharusnya keadaan tidak seperti ini. Tapi kitalah yang telah membuatnya seperti ini.

Dan anak-anak kita, ketika kita membangun hubungan semu dengan Al Quràn, anak-anak itu menghafal Al Quràn dan tujuan besarnya hanyalah, "Aku akan memimpin shalat tarawih tahun ini".

Al Quràn bukanlah sebuah piala.
Al Quràn bukanlah bertujuan agar kau mendapatkan hadiah ketika membacakannya. Bukan itu.

Aku bertemu dengan beberapa anak yang menghafal Al Quran dan mereka mencari tempat (mesjid) untuk memimpin shalat tarawih karena bulan Ramadhan akan tiba.
Dan mereka berkata, "Hei berapa mereka akan bayar? Masjid yang ini berapa? Hadiah apa yang akan kau dapat dari masjid itu?"
Mereka malah membicarakan apa yang akan mereka terima atau berapa upah ketika memimpin shalat.

Ini harus menjadi perhatian kita. Inikah yang telah kita lakukan dengan Al Quran?
Kita yang melakukan ini bukan orang lain. Jangan salahkan pemerintah. Kitalah yang melakukan ini pada kitab Allah.

Tidakkah kita berpikir, Allah akan meminta pertanggungjawaban kita tentang ini semua? Bagaimana seharusnya?

Dulu para penghafal Al Quràn disebut juga dengan *_Hamilat Quràn_*. Pembawa Al Quran. Karena mereka mengerti bahwa mereka sedang membawa tanggung jawab yang besar.

Dan kita tidak menuding ini terhadap anak-anak yang menghafal Al Quràn, ini bukan salah mereka. Ini salah kita karena tidak mengajarkan lebih dalam tentang AlQuràn.

_wallahu a'lam bis shawab_